Selasa, 14 Mei 2024

Bergantian dalam mencari ilmu

 Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri. Menurut jalur yang lainnya; Abu Abdullah berkata; dan berkata Ibnu Wahb; telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin Abdullah bin Abu Tsaur dari Abdullah bin 'Abbas dari Umar berkata: Aku dan tetanggaku dari Anshar berada di desa Banu Umayyah bin Zaid dia termasuk orang kepercayaan di Madinah, kami saling bergantian menimba ilmu dari Rasul SAW, sehari Aku yang menemui Beliau SAW dan hari lain dia yang menemui Beliau SAW, Jika giliranku tiba, Aku menanyakan seputar wahyu yang turun hari itu dan perkara lainnya. Dan jika giliran tetanggaku tiba, ia pun melakukan hal yang sama. Ketika hari giliran tetanggaku tiba, dia datang kepadaku dengan mengetuk pintuku dengan sangat keras, seraya berkata: Apakah dia ada disana? Maka Aku kaget dan keluar menemuinya. Dia berkata: Telah terjadi persoalan yang gawat!. Umar berkata: Aku pergi menemui Hafshah, dan ternyata dia sedang menangis, Aku bertanya kepadanya: Apakah Rasul SAW menceraikanmu? Hafshah menjawab: Aku tidak tahu. Maka Aku menemui Nabi SAW, sambil berdiri Aku tanyakan: Apakah engkau menceraikan istri-istri engkau? Nabi SAW menjawab: Tidak. Maka Aku ucapkan: Allah Maha Besar.

Berpergian untuk mencari jawaban tentang masalah yang terjadi

 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Umar bin Sa'id bin Abu Husain berkata, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Mulaikah dari 'Uqbah bin Al Harits; bahwasanya dia menikahi seorang perempuan putri Ibnu Ihab bin 'Aziz. Lalu datanglah seorang perempuan dan berkata: Aku pernah menyusui 'Uqbah dan wanita yang dinikahinya itu. Maka 'Uqbah berkata kepada perempuan itu: Aku tidak tahu kalau kamu pernah menyusuiku dan kamu tidak memberitahu aku. Maka 'Uqbah mengendarai kendaraannya menemui Rasul SAW di Madinah dan menyampaikan masalahnya. Maka Rasul SAW bersabda: harus bagaimana lagi, sedangkan dia sudah mengatakannya. Maka 'Uqbah menceraikannya dan menikah dengan wanita yang lain.

Anjuran nabi SAW kepada utusan Abdul qais untuk menjaga iman

 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Ghundar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Jamrah berkata Aku pernah menjadi penerjemah antara Ibnu 'Abbas dan orang-orang, katanya; bahwasanya telah datang rombongan utusan Abdul Qais menemui Nabi SAW lalu Nabi SAW berkata: Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini? Utusan itu menjawab: Rabi'ah. Lalu Nabi SAW berkata: Selamat datang kaum atau para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal. Para utusan berkata: Wahai Rasulullah kami datang dari perjalanan yang jauh sementara diantara kampung kami dan engkau ada kampung kaum kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas, yang dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk surga. Lalu mereka bertanya kepada Nabi SAW tentang minuman. Maka Nabi SAW memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata: Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi SAW menjelaskan: Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang. Dan Nabi SAW melarang mereka dari empat perkara, yaitu dari meminum dari dari al hantam, ad Dubbaa` dan al Muzaffaat. Syu'bah menerangkan; terkadang beliau menyebutkan an naqir dan terkadang muqoyyir (bukan naqir). Kemudian Nabi SAW bersabda: jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian.

Menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau anggukan kepala

 Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, Telah menceritakan kepada kami Wuhaib berkata, Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Fatimah dari Asma' berkata: Aku menemui Aisyah saat dia sedang sholat. Setelah itu Aku tanyakan kepadanya: Apa yang sedang dilakukan orang-orang? Aisyah memberi isyarat ke langit. Ternyata orang-orang sedang melaksanakan sholat (gerhana matahari). Maka Aisyah berkata: Maha suci Allah. Aku tanyakan lagi: Satu tanda saja? Lalu dia memberi isyarat dengan kepalanya, maksudnya mengangguk tanda mengiyakan. Maka akupun ikut sholat namun timbul perasaan yang membingungkanku, hingga Aku siram kepalaku dengan air. Dalam khutbahnya, Nabi SAW memuji Allah dan mensucikan-Nya, lalu bersabda: Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali Aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -atau hampir berupa- fitnah -yang Aku sendiri tidak tahu apa yang diucapkan Asma' diantaranya adalah fitnah Al Masihud dajjal-; akan ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya); Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini? Adapun orang beriman atau orang yang yakin, -Asma' kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya- akan menjawab: 'Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, ' diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang itu dikatakan: 'Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin'. Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, -Asma' kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya-, akan menjawab; aku tidak tahu siapa dia, Aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka akupun mengatakannya.

Menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau anggukan kepala

 Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari Salim berkata; Aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda: Ilmu akan diangkat dan akan tersebar kebodohan dan fitnah merajalela serta banyak timbul kekacauan. Ditanyakan kepada Beliau SAW: Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kekacauan? Maka Rasul SAW menjawab: Begini. Nabi SAW memberi isyarat dengan tangannya lalu memiringkannya. Seakan yang dimaksudnya adalah pembunuhan.

Menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau anggukan kepala

 Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, Telah menceritakan kepada kami Wuhaib berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas; bahwa Nabi SAW ditanya seseorang tentang haji yang dilakukannya, orang itu bertanya: Aku menyembelih hewan sebelum Aku melempar jumrah. Beliau memberi isyarat dengan tangannya, yang maksudnya tidak apa-apa. Dan Aku mencukur sebelum menyembelih. Beliau memberi isyarat dengan tangannya yang maksudnya tidak apa-apa.

Memberikan fatwa ketika sedang menunggang kendaraan

 Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, Telah menceritakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari 'Isa bin Thalhah bin Ubaidillah dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash; bahwa Rasulullah SAW berdiri di Mina pada haji wada' memberi kesempatan kepada manusia untuk bertanya kepada beliau. Lalu datanglah seseorang dan berkata: Aku tidak menyadari, ternyata saat Aku mencukur rambut Aku belum menyembelih. Maka Nabi SAW bersabda: Sembelihlah, tidak apa-apa Kemudian datang orang lain dan berkata: Aku tidak menyadari, ternyata ketika berkurban Aku belum melempar (jumrah). Nabi SAW bersabda: lemparlah dan tidak apa-apa. Dan tidaklah Nabi SAW ditanya tentang sesuatu perkara sebelum dan sesudahnya kecuali beliau menjawab: Lakukanlah dan tidak apa-apa.

Bergantian dalam mencari ilmu

 Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri. Menurut jalur yang lainnya; Abu Abdull...